Saturday, August 1, 2015

Wedding Preparation






....melanjutkan cerita sebelumnya.....

Izin orang tua sudah, nentuin tanggal pernikahan sudah, sekarang saatnya memulai langkah untuk menuju ke pelaminan. Cihuy! haha...

Bissmillahirrahmanirrahim...
Setelah pertemuan antara keluarga saya dan Adi terjadi, maka tahap pertama yang kami lakukan adalah memilih baju pengantin. Hari itu adalah hari sabtu ketika saya, Adi, mama dan adik saya berencana untuk mencari bahan baju untuk dijahit. Rencana awal jatuh pada Jl. Perniagaan yang menjual berbagai bahan kain. Tetapi ketika saya dan Adi sudah bersiap-siap untuk pergi, tiba-tiba mama memutuskan untuk langsung pergi ke Galery tempat kakak saya dulu membuat baju pengantin. Sesampainya kami disana, saya langsung menyerahkan gambar baju rancangan Anne Avantie yang sudah saya persiapkan sebelumnya.




 Gimana?? Setelah melihat hasil jahitan mereka, saya puas dengan hasilnya (bukan mau promosi loh ya) hahaha, tapi hasilnya akan saya posting setelah bajunya saya pakai biar lebih surprise.. hihi


Setelah selesai memilih baju, saatnya kami memilih cincin pernikahan...
Berbekal pengalaman yang saya miliki sebelumnya, merencanakan pernikahan bagi saya seperti menyusun skripsi, kita perlu mencari banyak referensi dari sumber yang terpercaya sehingga kita mendapatkan hasil akhir yang maksimal. HOAH! Yaa, saya sudah mencari beberapa referensi untuk cincin pernikahan kami.




Karena sekarang musimnya batu akik, bukannya batu berlian, maka jatuhlah pilihan kami berdua kepada model cincin yang satu ini. :D
Kenapa kami pilih blue topaz? Lagi-lagi alasannya adalah dari sumber referensi yang terpercaya, manfaat blue topaz sangat banyak selain dari warnanya yang kami suka. Sangat kebetulan sekali disaat kami memilih model cincin ini, disaat itu pula Ibu saya pulang ke kampung halamannya di Pontianak. Dan Voila! Kami berhasil mendapatkan batu blue topaz persis seperti yang kami inginkan...

Baju pengantin sudah, cincin sudah, saatnya memilih baju seragam..
Pilihan saya jatuh kepada Alta Moda. Untuk urusan memilih baju seragam, saya tidak melibatkan Adi disini, karena saya dan Ibu saya menghabiskan waktu berjam-jam untuk memilih kain seragam... hihi
Disini kami dibantu oleh bg Angga, saya dan Ibu saya beberapa kali kembali ke toko ini untuk urusan menambah bahan yang kurang, menambah bahan yang belum ada, termasuk membeli bahan baju untuk akad nikah saya. Harga kain di toko ini juga valuable, jadi kita tidak perlu berpanas-panasan di pasar untuk mendapatkan harga yang sesuai dengan keinginan.

Persiapan-persiapan pernikahan sepertinya sudah, saatnya persiapan fisik.
Saya menyisihkan waktu selama 4 bulan untuk "make a lean body" bukan membentuk otot ya, tapi ya itu tadi, lean... Saya memilih celebrity fitness untuk membentuk tubuh seperti yang saya inginkan dibandingkan dengan yoga. Karena yoga lebih fokus kepada menenangkan tubuh dan fikiran. Saya juga mengambil program personal trainer selama 3 bulan agar hasil yang saya dapatkan lebih maksimal, mengingat sebelumnya saya tidak pernah fitness, kan tidak lucu ya badan saya malah jadi salah urat ataupun salah bergerak. Hasilnya?



Thanks a lot to my PT and celfit!..
 ........................................................................................................................................


Saatnya kita membuat foto prewedding... 
Setelah Adi berdiskusi dengan temannya yang juga adalah photographer untuk acara kami, maka kami memutuskan untuk berangkat ke Sabang.. Perjalan ke Sabang memakan waktu 3 hari. dengan perincian : Kamis malam berangkat ke Banda Aceh, Jumat pagi menyebrang ke Sabang, dan Sabtu siang kami sudah harus menyebrang kembali ke Banda Aceh karena penerbangan kami dari Banda Aceh ke Medan Minggu subuh. Fiuhh, perjalanan yang melelahkan memang. Tapi kami puas dengan hasilnya... Mau lihat hasilnya? Boleh di cek di akun instagram sang Photographer "OETAKULAWANGSA".

Semua bagian dari postingan kali ini memiliki greget tersendiri bagi saya ketika menjalaninya..
Kini saatnya kita masuk ke bagian undangan dan souvenir.. Saya sangat mempertimbangkan setiap tahap dengan matang. Percetakan di Medan tidak ada yang bisa memenuhi keinginan saya untuk membuat undangan dan souvenir pernikahan impian. Maka dengan sedikit resiko, saya mengambil keputusan untuk memesan undangan dan souvenir dari situs online. Awalnya saya mencari referensi yang terpercaya dari google dengan membaca testi dan histori pemesanan mereka. Akhirnya saya memutuskan untuk membeli undangan dari bintoro-craft.com/ dan souvenir pernikahan dari http://www.dani-craft.com/. Kenapa saya tidak memesannya di tempat yang sama? Karena jika ternyata saya dikecewakan dan barang saya tidak dikirim, maka setidaknya saya hanya kecewa disatu tempat saja. Dan benar saja, setiap tempat memiliki plus minus masing-masing. Tapi Overall, saya puas dengan hasil dari kedua percetakan tersebut. Saran saya, jika teman-teman ingin memesan souvenir ataupun undangan pernikahan dari jasa online, maka pilihlah souvenir dan undangan yang tidak memakan tempat dan terlalu berat. Karena walaupun kita mendapatkan harga yang murah, kita malah dibebankan oleh biaya pengiriman yang tinggi, jadi mohon untuk lebih teliti untuk menanyakan tentang berat barang dan biaya pengirimannya yaa... :)

Okee, sepertinya pengalaman saya tentang persiapan pernikahan sudah cukup. Pengalaman tentang persiapan membangun rumah akan saya ceritakan di postingan selanjutnya... keep reading ;)


Monday, July 27, 2015

Getting Married!

Medan, 27 Juli 2015
dengan suasana hati yang bercampur aduk, akhirnya saya mulai menulis lagi....

What Happens to Your Credit When You Get Married?

Rencana pernikahan
Tidak perlu menceritakan panjang lebar, tetapi intinya adalah saya sudah menemukan jodoh saya yang insya Allah untuk selama-lamanya..

3 tahun 4 bulan adalah waktu ketika kami memutuskan untuk melanjutkan hubungan ketahap yang lebih serius lagi. Kematangan hati dan ekonomi adalah landasan kami untuk menikah.

Tidak sulit untuk mengetahui bahwa "he's the one". Dengan pengalaman selama 3 tahun bersama, segala kesamaan dan kekurangan telah membuat kami menjadi bagian dari satu sama lain. Saya bersyukur dengan adanya campur tangan Tuhan dalam menunjukkan bahwa memang dialah orangnya. Dengan segala kekurangan dan kelebihan yang saya miliki, Adi melengkapinya menjadi sempurna... Itulah yang membuat saya yakin.

Pada awalnya memang canggung untuk melibatkan keluarga dalam hal ini, tetapi memang itulah tahap awal yang harus kami lewati untuk menikah. Perasaan deg-deg an mulai muncul! Rasanya seperti akan menghadapi ujian statistik yang menjelimeeettt!! Padahal Adi yang akan memulai pembicaraan dengan Ayah saya.. hihi. Setelah kami berdua saling dorong untuk memanggil papa, tiba-tiba papa muncul dan juga terkejut melihat kami berdiri di depan pintu. Hahahahhaa, Got cha! Ternyata melakukan pembicaraan untuk menikah dengan papa tidak sesulit yang kami pikirkan. Ada beberapa pertanyaan serius yang harus dijawab Adi memang (mengingat papa akan menyerahkan tanggung jawab atas saya kepada Adi) tetapi semua berjalan dengan lancar...Alhamdulillah... satu tahap terlewati. Saatnya giliran saya yang diminta Adi untuk berbicara dengan Ibu nya. WOW!! Seorang rena, membicarakan pernikahan??!! Please gimme some exercises in math! Akhirnya datanglah kami ke rumah Adi.. Sebelumnya Adi sudah memberitahu Ibunya bahwa saya akan datang membicarakan tentang pernikahan, tetapi tetap saja seperti brrrrr...hahahha. Pembicaraan saya dengan Ibu Adi diwarnai dengan suasana haru. Tidak seperti Adi yang melakukan pembicaraan yang tegas dengan papa, saya malah mendapatkan suasana yang mengharukan dengan Ibu Adi.. Antara sedih dan bahagia untuk melepaskan anak laki-laki terakhir yang harus meninggalkannya setelah menikah dengan saya... Setelah mendapat wejangan-wejangan, maka dengan ikhlas Ibu Adi mengizinkan kami untuk menikah....


Get a Marriage License (USA) Step 7.jpg

Akhirnya kami sudah mengantongi restu dari orang tua kami. Saatnya merencanakan pernikahan dan membangun rumah....... Saya akan berbagi suka duka keduanya di postingan selanjutnya.. ;)

Monday, April 23, 2012

Impossible condition in possible world

Kalo kata kuling ini ga mungkin..

Mengharapkan sesuatu sesuai dengan keinginan kita. Saya adalah anak kedua dari tiga bersaudara yang saat ini bekerja disebuah perusahaan swasta yang bergerak di bidang perkebunan. Tidak jarang saya keluar kota untuk melalukan perjalanan dinas yang memang menyita banyak waktu saya. Setiap hari saya juga disibukkan oleh tugas-tugas kantor yang memang menyita waktu sampai sore hari dan jika diperlukan saya akan lembur. Pada akhir pekan saya disibukkan oleh acara keluarga yang harus saya jalani mengingat kakak saya sudah memiliki keluarga dan adik saya masih terlalu kecil untuk membawa kendaraan, sehingga sayalah satu-satunya anak yang ditugaskan untuk menemani anggota keluarga saya pergi keluar jika memang diperlukan.

Egois memang jika melihat kegiatan saya selama satu minggu penuh, saya masih mempunyai keinginan untuk memiliki teman berbagi yang saya sebut dengan istilah pacar. Menginginkan seseorang untuk memperhatikan dan menjaga saya sementara saya tidak memiliki waktu untuk melakukan hal yang sebaliknya kepada pacar saya. Pacar juga manusia, dia pasti juga menginginkan hal yang sama, diperhatikan, dirindukan, dihargai dan diperhitungkan keberadaannya.

Orang-orang yang benar-benar mengenal saya sudah sangat mengerti dengan jalan fikiran saya yang lebih terkesan gila. Tetapi untuk mencari pacar yang mengerti tentang jalan fikiran saya, keinginan saya, tidak ada. Belum. Apalagi saat ini waktu saya benar-benar disita oleh pekerjaan yang menuntut loyalitas yang tinggi. Keluarga saya yang harus diperhatikan. Sehingga untuk memikirkan keinginan saya? Kekosongan yang saya rasakan selama ini, harus saya atasi sendiri karena tidak mungkin ada seseorang yang bisa menerima keadaan saya, dan memberi cinta sebesar yang saya butuhkan..

Solusi?

Untuk hal ini sepertinya belum ada. Saya belum menemukan cara untuk bisa menyeimbangkan perlakuan yang saya butuhkan dari seorang pacar dengan apa yang dapat saya berikan apabila saya mempunyai pacar. Intinya saya ingin menerima, tetapi belum bisa memberi. Ini memang terlihat sangat egois. Dan sepertinya tidak akan ada yang mengerti. Jika saya benar-benar ingin membahagiakan perasaan saya, maka bukan pacar yang harus saya cari, tetapi lebih kepada komitmen untuk membentuk sebuah keluarga baru. Sepertinya itulah jalan satu-satunya untuk mengisi kekosongan jiwa saya tanpa perlu menyakiti ataupun mengecewakan siapapun. Tetapi masalahnya adalah, saya masih terlalu muda untuk membangun sebuah keluarga. Saya juga masih ingin menikmati masa muda saya. Hhhh, setiap keputusan pasti ada sisi positif dan negatifnya masing-masing. Kita hanya bisa berusaha untuk meminimalisir dampak negative dan memaksimalkan sisi positif dari setiap keputusan yang kita ambil.

Sunday, March 18, 2012

Love in my World



“I have few best friends,  and I have parents”



I will describe all of them here..

My Friends.. DS and workmate.


DS adalah teman-teman saya dari jaman SMA yang masih labil sampe jaman sekarang yang saya namakan masa-masa pencarian jati diri. Mereka adalah Ithie yang sekarang lagi merantau di sebrang sana, well, kami selalu berdoa buat kebahagiaan kamu sayangss, ga ada yg bisa gantiin tempat seorang Ithie di DS. Sosok Ithie yang care, empati dan halus.. Hihihi, nanti di bawah tulisan ini ada kotak buat nulis uneg-uneg kog, jadi jangan merepet dulu sebelum baca ini sampe habis ya sayangss.. :* Mbicha yang baik, ga pernah marah, lugu dan menggemaskan.. ahahhaaa,, ga ada orang yang lebih menghebohkan dari cha cha kalo udah panik. Salwa yang selalu jadi Ibu di DS, boleh rena sebut Ibu asuh ga ya? hihii, tapi Salwa adalah calon Ibu yang baik buat anak-anaknya ya wa.. aminn. Devida a.k.a Depi, salah satu sahabat saya yang punya banyak pengalaman hidup juga, seru diajak ngobrol, rame, wise, secara keseluruhan bisa menjadi pendengar yang baik lah.. Achie, jujur sih saya baru bener-bener dekat setelah lulus SMA, mengingat dulu SMA saya adalah orang yang bener-bener ga perduli sama apa-apa, jarang bersosialisasi dan careless. Tapi yang saya tau sampai dengan hari ini, Achie adalah sahabat saya yang penyabar, pejuang, dan tidak mudah putus asa (kesannya kya pejuang jaman PKI gitu ya chie.. :D). Ina, kalo ini sih bgitu nulis namanya aja langsung kebayang sosok cungkring, itam, eh, sekarang udah agak putih, ga ada yg bisa ngalahin kalo udah ketawa, cerewet, apa adanya, tapi bener-bener bisa buat orang sadar sama kesalahannya kalo udah kenak ceramah sama si kuling ini. Mereka adalah sahabat-sahabat saya, kami ber-evolusi dari seorang remaja menjadi dewasa, bersama-sama. Dari seorang gadis pecicilan menjadi mbak-mbak kalem yang mulai diisi oleh pengalaman-pengalaman hidup yang saling dibagi satu sama lain. Semua itu akan jadi kenangan kita untuk masa yang akan datang ya ladies..




Workmate. Hampir semua temen kerja saya baik, pengertian, dan seru untuk diajak ngobrol. Tapi yang bertahan sampai saat ini, menerima kegilaan-kegilaan saya, keanehan saya dan smua hal dari diri saya, adalah Pili dan Irda. Mereka saya temukan di dua tempat yang berbeda. Pili, sahabat saya dari kantor konsultan. Pinter, pengertian dan complicated. Kami punya sifat yang hampir dibilang sama. Karena apa yang Pili rasakan, tanpa perlu pendeskripsian yang panjang lebar, saya juga bisa merasakannya. Apakah itu telepati? Bukan, bukan.. Itu saya gambarkan semacam naluri. Tidak ada ikatan apa-apa diantara kami, hanya perasaan saling memahami isi hati dan pikiran satu sama lain. Sejiwa tapi tidak seraga, begitulah kira-kira..hehe, ya ga neng Pili? Kami menemukan kesamaan ini ketika beradu argumen, bertukar fikiran dan menemukan bahwa ternyata kami lahir di bulan yang sama! Yeah, kami sama-sama memiliki jiwa analisis yang tinggi, bukan sombong tapi hampir semua hal yang kami analisis mendekati kata sempurna! Tim yang sangat solid memang. Tapi Pili memang partner analisis yang paling sempurna sampai dengan saat ini.




Irda. Pertemuan kami dimulai dari test masuk kerja. Hal yang pertama kali terlintas di fikiran saya ketika ketemu Irda bukan sebagai saingan, tapi seperti sosok lugu yang ga pantes untuk dijadikan saingan. Saya ingin berteman dengannya. Itulah hal yang terlintas di fikiran saya ketika saya berkenalan dengan Irda. Pada akhirnya kami menjadi teman satu kantor. Ada hal-hal di diri Irda yang tidak saya miliki. She complited me. Ketika saya panik menghadapi suatu keadaan, Irda dengan tenangnya memberi sudut pandang lain untuk menghadapi suatu masalah tanpa harus panik. Ya, Irda adalah sosok yang santai, tidak mudah panik dan tenang. Pernah suatu ketika kami harus dipisahkan, itulah saat-saat terberat saya. Saya tidak pernah berfikir akan kehilangan Irda di hari-hari saya. Tapi semakin hari, saya dikuatkan oleh sahabat-sahabat saya, bahwa Irda tidak benar-benar hilang dari kehidupan saya. Hanya intensitas pertemuan kami saja yang sedikit berkurang. Sampai saat ini, saya masih sangat dekat dengannya.

Semua sahabat-sahabat saya memiliki karakteristik tersendiri, alami dan tidak dibuat-buat. Itu sebabnya saya menyayangi mereka. Dan saya sangat bersyukur sampai hari ini mereka masih mau menjadi sahabat-sahabat terbaik saya yang bisa menerima semua sisi yang ada di diri saya.





Parents.. Should I say something about them?
Tidak ada orang tua yang tidak ingin anaknya bahagia. Hanya cara mereka untuk membahagiakan saja yang berbeda-beda. Orang tua saya memiliki cara mereka sendiri dalam hal membahagiakan. Saya masih terus mencoba memahami cara-cara mereka dalam hal membahagiakan itu. Mungkin saya terkesan brutal dan susah diatur, tapi jauh di dalam hati saya, saya juga menginginkan kebahagiaan mereka yang bersumber dari diri saya.
Saat ini saya 22 tahun, hidup dan tetap masih berusaha melakukan yang terbaik untuk orang lain. Semoga Allah masih memberikan saya kesempatan untuk membahagiakan orang-orang disekitar saya sebelum saya meninggalkan semuanya.

Monday, May 9, 2011

I NEED VACATION SO DAMN BAD!!!!!




Jiwa saya kekurangan hiburan.

Itulah kalimat yang bisa menggambarkan keadaan saya sekarang. Saya jenuh dengan aktifitas saya yang membosankan dari pagi sampe sore, dari senin hingga sabtu.. zzzzzzzzzzzzzzz

Saya rindu saat – saat dimana saya bisa menghabiskan waktu bersama teman – teman ataupun dengan keluarga saya.

Hmmm, mulai dari mana yaaa, kita mulai dari perjalanan bersama teman – teman kampus. Kami hampir setiap malam menghabiskan waktu bersama, mulai dari pergi ke pantai, mendaki gunung ataupun menelusuri lembah.. hehe,, tapi kami bukan ninja hatori loh yaa! Dan ga jarang kami pergi tengah malam hanya untuk pergi nonton! yahh, itulah kebiasaan mahasiswa pada umumnya..hihii



Trip yang paling ga pernah saya lupa itu ketika saya dan kedua teman saya heni dan renny pergi ke langkawi. Kami sudah merencanakan kepergian pada saat itu dua bulan sebelum keberangkatan. Saya mengistilahkan perjalanan kami dengan ‘accidental trip’. Kenapa begitu? Karena pada saat itu kami mendapatkan tiket Malaysia airlines ke Langkawi dengan harga 200rb saja untuk biaya transportasi pulang dan pergi. Ya pastinya kesempatan itu ga akan kami sia-siakan. Walaupun biaya jalan – jalan dan lainnya belum ada, tapi dengan segenap niat yang kami miliki, maka terbookinglah tiket KL – Langkawi.

Dua bulan kemudian.. jeng jenggggg.... Kami bertiga sudah hampir lupa dengan jadwal liburan kami.. hahaaa, yahh, karena kami disibukkan oleh tugas – tugas kuliah dan jadwal jalan – jalan lainnya.. Sehingga seminggu sebelum keberangkatan, kami bertiga mulai bingung mempersiapkan barang – barang yang akan kami bawa.

Akhirnya kami pergi juga,, dengan tekat yang sedikit melempem dan uang secukupnya, akhirnya kami bisa mendapatkan mobil sewaan untuk tiga hari di langkawi dan hotel yang cukup nyaman. Yah, mungkin budjet yang kami miliki tidak untuk mobil bagus dan hotel berbintang, melainkan untuk membeli barang – barang lucu yang ada disana serta mengunjungi tempat – tempat wisata, jadi mobil dan tempat tinggal bisa dikategorikan ke dalam level ‘average’.

Tiga hari di Langkawi sudah cukup lama untuk kami. ini beberapa foto di Langkawi...









Selain itu, di bawah ini beberapa perjalanan saya yang lain dengan teman – teman kampus saya....








Perjalanan saya selanjutnya adalah dengan Ibu saya.. yah, karena kami baru – baru saja dekat *halah,, jadi perjalanan saya bersama Ibu saya agak dingin. Ga begitu banyak cerita yang bisa saya tuliskan. Kami melakukan perjalanan rohani yang saya yakini sebagai hadiah kelulusan saya.. Ini foto – fotonya.....











Perjalanan lain yang saya lakukan adalah bersama teman – teman sekolah saya. Walaupun perjalanan kami hanya diseputar Medan yang membosankan, tapi menurut saya itu adalah perjalanan yang menyenangkan karena saya melakukannya dengan sahabat sahabat yang sangat saya sayangi... :)








Hmm, ada juga kalanya saya merasa kesepian ditengah keramaian, dan itu memang berlaku loohh!






Perjalanan – perjalanan di atas adalah perjalanan yang saya lakukan pada pertengahan 2010 dan kebawah. Masih banyak perjalan – perjalanan lain yang saya lakukan bersama orang – orang terdekat saya, tapi foto – foto pendukung cerita tidak saya temukan.. :/ jadi saya hanya menuliskan perjalanan – perjalanan lama yang fotonya ada di foto fb saya (saat ini foto – foto tersebut saya hidden karena beberapa bulan yang lalu ada beberapa masalah yang timbul karena foto – foto saya terlalu banyak.. Yah, kesimpulannya membumi dikitlaahh.. hahahahhaaaaa