Wednesday, April 29, 2009

Keluarga





Keluarga.




Menurut saya itu adalah sebuah kata yg sangat kontroversial.


Banyak yang bisa saya deskripsikan hanya dengan sebuah kata tersebut.


Saya terlahir dari sebuah keluarga yang bahagia. Ayah, Ibu, dan juga seorang kakak dan adik. Walaupun saya tidak pernah mendapatkan semua keinginan saya, tetapi saya bahagia di lahirkan di keluarga ini. Sewaktu kecil saya selalu menginginkan untuk memiliki keluarga sendiri, dimana saya yang menjadi Ibu. Saya ingin mempunyai anak yang bisa saya sayangi dan saya besarkan bersama orang yang saya sayangi.

Semakin saya tumbuh, semakin saya mengenal dunia, semakin saya menyadari bahwa semua keluarga tidak pernah ada yang sempurna. Setiap keluarga memiliki masalah mereka masing-masing. Yang membedakannya adalah bagaimana sudut pandang mereka terhadap masalah yang mereka lalui.





Sebuah keluarga terbentuk dari rasa perduli, ingin memahami lebih jauh orang yang di anggapnya punya potensi untuk berbagi. Tapi akankah rasa itu akan bertahan selamanya?

Saya pernah mempertanyakan hal ini kepada teman, mereka menjawab "kita akan selalu ingin mengetahui setiap sisi dari seseorang setiap hari, tanpa ada habisnya". Benarkah itu?

Apakah rasa ingin tahu itu tidak akan berakhir?

Apakah rasa perduli dan memahami akan selalu kita rasakan?


Semua hanya sementara, semua dalam hidup ini selalu ada batasnya. Sayang, cinta, perduli, bersemangat, semua mempunyai batas yang sifatnya subjektif. Kita hanya tinggal menunggu sampai sejauh mana rasa itu akan sampai pada ujungnya.


Pada dasar nya rasa ingin memahami (baca: cinta) adalah indah. Semua orang pasti merasakannya. Semau orang selalu berkata cinta sejati. Tapi saya mulai tidak yakin kewujudannya. Hhh, itu cuma interpretasi orang-orang yang sedang merasakan hal itu. Bagaimana jika tiba-tiba cinta itu berakhir? Akankah mereka tetap mengatakan rasa yang mengikat mereka dahulu itu adalah cinta sejati? Jika kita mempertanyakan hal ini pada mereka, mungkin mereka akan merasa malu pernah mengatakan cinta sejati pada hubungan yang pernah mereka bangun. Jika cinta sejati memang ada, kenapa suatu hubungan bisa berakhir? Itu makna cinta sejati??


Cinta sejati memang harus melalui proses yang panjang, mencari, menemukan, mengerti, memahami, sampai akhirnya mereka menemukan persamaan yang paling mendasar pada diri mereka. Setelah mereka yakin maka rasa itu akan diikat oleh satu ikatan suci yang mengikrarkan mereka untuk sehidup semati. Jika hawa hanya tercipta untuk adam yang terbentuk dari tulang rusuknya, kenapa sekarang ini dalam sebuah keluarga terdapat begitu banyak hawa? Adakah tulang rusuk tersebut telah dibagi-bagikan menjadi beberapa bagian? Itu kah cinta sejati? Tidak ada lagi dua orang yang saling berbagi, tetapi beberapa.


Ini yang saat ini tidak saya mengerti.


Jika cinta sejati tidak ada, untuk apa hidup saya?

"Kita berusaha untuk seseorang yang bisa kita bahagiakan, untuk seseorang yang akan kita lihat kebahagiaannya jika mereka dewasa."

Itu yang pernah saya dengar dari seorang teman.


Jika itu arti hidup, "membahagiakan orang lain", maka cinta sejadi tidak perlu ada. Ia hanya akan merusak sebuah kebahagiaan. Itu adalah akhir dari ketidaksamaan yang terhasil dari kebersamaan untuk saling memahami yang semakin memudar.

Perbaikan, pengertian, saling toleran, kata-kata itu hanya bisa kekal sesaat, bukan sebuah penyelesaian. Jika kata-kata itu adalah sebuah penyelesaian, kenapa hukum menciptakan perceraian?





Akhirnya, hanya diri kita yang benar-benar memahami semuanya. Bukan cinta, bukan hubungan, bukan siapa. Kenapa tuhan menciptakan manusia berpasangan? Apa yang bisa dipertahankan dari sebuah hubungan yang tidak dapat saling memahami lagi?