Wednesday, May 6, 2009

KITA

Kadang kita tidak pernah mensyukuri kepunyaan yang ada di diri kita

Hidup, Ayah, Ibu, Kakak, Adik, Teman-Teman

Kalau kita fikirkan lebih dalam, tanpa mereka hidup kita tidak akan ada artinya, kosong.

Saya ingin membahasnya lebih detail lagi





Hidup
Ini adalah diri kita, semua yang kita jalani, semua tentang jalan yang kita pilih. Kadang-kadang manusia bingung kemana jalan hidup yang harus mereka tempuh, walaupun dia telah memiliki hidup yang sempurna. Itulah guna agama. Sebuah kata yang dapat merubah pola pikir kita menjadi sebuah kesempatan yang sangat berharga. Kita dituntut untuk selalu menyeimbangkan iman dengan duniawi, itu adalah hal yang sulit jika kita tidak terlatih untuk membiasakannya. Kebanyakan manusia lebih memilih sisi duniawi mereka. Kadang saya berfikir, apa yang mereka kejar di dunia yang tidak akan pernah habisnya ini, dunia hanya menawarkan kebahagiaan yang hampa, akan habis begitu saja atau tidak akan pernah bisa kita genggam seutuh nya. Materi, kebahagiaan, penderitaan, cinta, itu hanya hiasan yang diberikan Tuhan sebelum kita menghadapNya.

Hidup ini mudah, jika kita berpikir demikian, begitu juga sebaliknya. Kadang kita terlalu bersemangat untuk mendapatkan yang kita mau tanpa berpikir bahwa hal itu belum tentu pantas untuk diberi penekanan atau usaha sebesar itu. Kita harus menganalisanya, kita harus melihat sejauh mana potensi sebuah tujuan untuk hidup kita. Penting kah itu? Perlukah itu? Pantaskah itu?








Keluarga
Sebuah kata yang apabila terlintas dipikiran kita akan tergambarkan sosok seorang ayah, ibu, dengan anak-anak mereka. Apa yang kita harapkan dari sebuah keluarga? Kita menginginkan sebuah keluarga yang bahagia, baik itu keluarga yang telah ditakdirkan menjadi kepunyaan kita, ataupun keluarga yang akan kita bina di kemudian hari. Hal yang kedua ini merupakan pilihan. Lagi-lagi kita dihadapkan pada sebuah pilihan. Kita diberi kesempatan oleh Tuhan untuk membentuk keluarga seperti keinginan kita, keluarga yang mungkin lebih baik dari keluarga yang kita miliki saat ini, walaupun itu tidak akan bisa tergantikan, tetapi setiap orang selalu memiliki impian tentang keluarga mereka masing-masing.

Setiap individu memiliki persepsi tersendiri tentang bagaimana mereka akan memilih kemudian menjalani kehidupan sebuah keluarga. Kedewasaan diperlukan saat ini, dimana kita dituntut untuk bertanggung jawab terhadap keluarga yang kita bina. Cinta saja tidak cukup untuk membina sebuah keluarga. Pernah kah kita berpikir bahwa beberapa keluarga bisa hidup dan bahagia dalam keluarga mereka tanpa ada rasa cinta di awal pembentukan sebuah keluarga? Saya berpikir mereka adalah orang-orang yang hebat. Mereka bisa menumbuhkan cinta, tanggung jawab, dan menjalaninya dengan ikhlas tanpa harus mengawali semuanya dengan kata cinta. Mereka adalah orang-orang yang berpikir bagaimana seharusnya sebuah keluarga. (Dalam hal ini saya mengambil contoh keluarga yang bahagia tentunya). Mereka hanya mengawali sebuah ikatan itu dengan rasa hormat dan percaya untuk dapat saling membahagiakan. Saya rasa itu lebih baik dari cinta. Sebuah kata yang selalu diagung-angungkan oleh kebanyakan orang tanpa tau bagaimana mengaplikasikannya dalam membangun sebuah keluarga. Seperti yang pernah saya tulis sebelumnya, hidup itu adalah untuk melihat orang lain bahagia dengan apa yang kita lakukan, dan juga melihat keberhasilan seseorang dari usaha yang kita bangun. Cinta sejati tidak saya masukkan dalam tujuan hidup saya. Ini adalah diri saya, ini adalah yang saya pikirkan.





Teman
Mereka adalah orang-orang yang membantu pembentukan kepribadian kita. Dan ini juga merupakan sebuah pilihan. Seorang teman adalah cerminan bagaimana diri kita. Kita tidak akan bisa dekat dengan orang yang memiliki jalan pikiran yang bertentangan dengan prinsip hidup kita. Tanpa kita sadari, mereka adalah orang-orang yang selalu ada pada saat kita jatuh, dan kebanyakan orang-orang memerlukan teman pada saat seperti ini. Apakah pernah kita berpikir seorang pacar akan menggantikan tempat teman yang telah lama melalui hidupnya bersama kita. Tanpa kita sadari, kita meninggalkan mereka karena tertipu dengan kebahagiaan sesaat yang kita bayangkan dengan seorang pacar. Tapi itu adalah manusiawi, semua orang seperti itu, walaupun beberapa orang menyangkalnya dengan mengatakan "teman adalah prioritas nomor satu". Bullshit! Begitu mereka mendapatkan pacar, apakah kata-kata itu masih berlaku di diri mereka?
Tapi seorang teman yang baik selalu bisa mentolerir hal seperti ini. Dia tidak akan berpikir hanya dari satu sisi saja. Itu lah sebuah rasional yang tidak dimiliki oleh orang yang mencinta. Pernah kita bersyukur bahwa kita dikelilingi orang-orang yang selalu mengerti dan selalu ada disaat kita jatuh? Seorang teman tidak akan menuntut apa-apa. Mereka hanya menawarkan sebuah kebahagiaan, perlindungan dan kenyamanan kepada kita. Walaupun terkadang ada hal-hal yang tidak sepaham. Pernah kita berpikir betapa seorang teman itu sangat indah dan mahal nilai nya dihidup kita?

Ini semua saya dedikasikan untuk diri saya, Papa, Mama, k Dian, Erin, serta teman-teman saya yang selalu bisa mengerti betapa bodoh dan lalainya saya, sehingga mereka selalu ada untuk terus membimbing dan mengajarkan saya hal-hal yang terbaik untuk hidup saya..