Banyak orang yang sulit untuk menemukan jati diri mereka.
Begitu juga dengan saya sewaktu menghabiskan masa-masa SMA yang bagi saya adalah masa yang sangat tidak berguna dan tidak produktif sepanjang saya menyadari keberadaan saya dibumi ini. Kebanyakan dari kita selalu nya menikmati umur di saat SMA, tetapi bagi saya itu hanya sebuah saat dimana banyak terdapat kepura-puraan, tanpa jujuran!! (ingat ini blog saya)
Saya tidak pernah menikmati masa SMA itu, walaupun saya mempunyai sahabat-sahabat terbaik disana, tetapi mereka saya temukan semasa saya menduduki bangku SMP, jadi mereka telah mengisi hidup saya sebelum saya menginjakkan umur 15 tahun.
Tidak ada secuil pun pelajaran yang benar-benar berarti pada masa itu. Kecuali pengalaman hidup tentang mempelajari dan memahami bahwa tidak semua manusia yang saya jumpai seperti saya.
Maka setelah saya menyelesaikan sekolah saya, tidak sedikitpun gambaran masa depan yang terbentuk difikiran saya, semua hanya sampah, itu yang saya fikirkan saat itu. Walaupun arah untuk meneruskan hidup belum terlintas difikiran saya, rasional saya untung nya selalu bisa diandalkan pada masa-masa seperti ini. Saya berfikir masih ada individu yang harus saya bahagiakan didunia ini. Saat ini saya hidup untuk mereka dan berjuang untuk mereka. Usaha mulai saya jalankan untuk mencari jati diri itu, tetapi mental yang saya punya masih setitik abu. Terlalu cepat saya menyerah kepada nasib. Tetapi Allah membantu saya. Saya mulai menemukan arti hidup ini pada saat hal-hal yang saya anggap tidak penting mengajarkan saya arti hidup yang sesungguhnya.
Semakin hari saya semakin menemukan diri saya, didalam kampus ini, di negara orang lain..
Disini saya menjadi orang yang lebih memaknai hidup, menghargai hidup
Saya juga baru merasakan betapa pentingnya arti orang tua dihidup saya, sebelum saya memasuki jenjang perkuliahan, saya tidak pernah tau apa arti hidup saya.
Memang saya bukan anak yang ancur-ancuran, tapi saya tidak pernah perduli dengan keadaan disekitar saya.
Umur saya akan memasuki tahap kedewasaan
Saatnya saya perduli akan orang-orang yang berada disekitar saya
Membahagiakan mereka
Mewujudkan impian mereka
Untuk itu lah saya bernafas hingga saat ini
Malaysia, 25 Maret 2009
11.38pm
Saya tidak pernah menikmati masa SMA itu, walaupun saya mempunyai sahabat-sahabat terbaik disana, tetapi mereka saya temukan semasa saya menduduki bangku SMP, jadi mereka telah mengisi hidup saya sebelum saya menginjakkan umur 15 tahun.
Tidak ada secuil pun pelajaran yang benar-benar berarti pada masa itu. Kecuali pengalaman hidup tentang mempelajari dan memahami bahwa tidak semua manusia yang saya jumpai seperti saya.
Maka setelah saya menyelesaikan sekolah saya, tidak sedikitpun gambaran masa depan yang terbentuk difikiran saya, semua hanya sampah, itu yang saya fikirkan saat itu. Walaupun arah untuk meneruskan hidup belum terlintas difikiran saya, rasional saya untung nya selalu bisa diandalkan pada masa-masa seperti ini. Saya berfikir masih ada individu yang harus saya bahagiakan didunia ini. Saat ini saya hidup untuk mereka dan berjuang untuk mereka. Usaha mulai saya jalankan untuk mencari jati diri itu, tetapi mental yang saya punya masih setitik abu. Terlalu cepat saya menyerah kepada nasib. Tetapi Allah membantu saya. Saya mulai menemukan arti hidup ini pada saat hal-hal yang saya anggap tidak penting mengajarkan saya arti hidup yang sesungguhnya.
Semakin hari saya semakin menemukan diri saya, didalam kampus ini, di negara orang lain..
Disini saya menjadi orang yang lebih memaknai hidup, menghargai hidup
Saya juga baru merasakan betapa pentingnya arti orang tua dihidup saya, sebelum saya memasuki jenjang perkuliahan, saya tidak pernah tau apa arti hidup saya.
Memang saya bukan anak yang ancur-ancuran, tapi saya tidak pernah perduli dengan keadaan disekitar saya.
Umur saya akan memasuki tahap kedewasaan
Saatnya saya perduli akan orang-orang yang berada disekitar saya
Membahagiakan mereka
Mewujudkan impian mereka
Untuk itu lah saya bernafas hingga saat ini
Malaysia, 25 Maret 2009
11.38pm
0 comments:
Post a Comment